Minggu, Maret 01, 2009

Darkly Dreaming Dexter



Dexter.. Dexter merupakan film seri TV yang sampai saat ini baru sampai pada season 3. Awal Januari 2009 baru akan dimulai season 4 lanjutan serial film ini. Film ini merupakan salah satu film "favorit" saya, kenapa? karena jarang ada film seri yang khusus menjelaskan secara detail tentang seorang yang punya jadwal rutin di malam hari untuk "menegakkan kebenaran" (kayaknya ga ada yang aneh ya, standar aja). Film ini menjelaskan secara jelas tentang apa yang sedang dipikiran oleh Dexter, tingkah lakunya, kegiatan sehari-hari, dan "topengnya" Dexter, intinya film ini mau menjelaskan siapa si Dexter ini, dan kita diajak untuk mengetahuinya secara detail.

Dexter Morgan (diperankan oleh Michael C. Hall), nama tokoh utama film ini, merupakan seorang profesional yang bekerja di Miami Metro Police Department, yang bekerja sebagai "blood splatter analysis", dia bukan polisi, tapi ahli lab yang khusus menangani percikan darah yang ada di TKP, jadi pakaian kerjanya ya pakaian casual aja, bukan seragam polisi. Setiap ada kasus yang belepotan darah pasti ada dia. Tugas dia di TKP lebih pada tugas "foto-foto" sambil melihat motif percikan darah yang ada di TKP, sehingga dengan melihat arah percikan tesebut dia bisa tau dengan alat apa orang tersebut dibunuh, dari mana arah datang si pembunuh maupun si korban. Setelah foto-foto, baru kemudian dianalisa hasil foto tersebut di kantornya, disana dia punya ruangan sendiri sekaligus laboratorium yang canggih yang bisa mengakses data-data penjahat dan kasus-kasus pembunuhan di Miami, sehingga orang lain ga bisa sembarangan masuk ke tempatnya.

Dexter punya satu orang kakak tiri perempuan, Debra Morgan, bekerja di Miami Metro Police Dept juga, tapi bekerja sebagai detektif untuk kasus pembunuhan. Dexter juga punya pacar namanya Rita (cantik dan lembut banget orangnya sama kayak Lana Lang, ceweknya Clark Kent di film seri Smallville), janda anak dua, yang bekerja di hotel sebagai resepsionis.
Film ini diangkat dari novel yang berjudul "Darkly Dreaming Dexter" by Jeff Lindsay, dan soundtrack filmnya/opening theme-nya dibawain oleh Rolfe Kent (udah jadi ringtone HP gw nih lagu.. hehe)

Kalau ngeliat si Dexter kayaknya ga ada bedanya ama orang laen, malah cenderung "datar" nih orang, pria bule usia sekitar late 30 dan ahli bela diri, sama kayak polisi2 yang lain, yang bikin dia beda mungkin "cuma" karena hobinya keluar malem untuk memutilasi penjahat-penjahat yang lolos dari jerat hukum. Dalam melakukan aksinya ini Dexter selalu mengikuti prosedur dan kode etik yang dibuat oleh dia sendiri dan sedikit pengaruh dari bapaknya yang juga seorang polisi yang sudah meninggal karena tugasnya. Tiap hari dia buka file komputer di kantornya untuk ngelihat siapa aja pembunuh yang sampai saat ini masih berkeliaran di jalanan dan berbahaya bagi masyarakat.

Aksinya ini biasanya dilakukan pada malam hari, beberapa hari sebelumya dia udah mengamati gerak-gerik dan kegiatan sehari-hari calon korbannya, setelah dapet waktu yang pas dan sepi, si korban langsung disuntik di leher dengan cairan pembius. baru setelah itu dibawa ke tempat "sidang". "Sidang" ini selalu dilakukan di satu ruangan (bisa dirumah korban, tempat aktifitas si korban, atau tempat sepi lainnya, tapi ga pernah di apartemen Dexter) yang seluruh lantai dan dinding ruangan udah ditutup oleh plastik yang diset sendiri oleh Dexter sehingga darah ga berceceran. Si korban (laki dan perempuan sama aja buat dia, yang penting orang tersebut adalah pembunuh kambuhan yang selalu lolos dari jerat hukum) di telanjangin, tapi ditutup oleh plastik seluruh badannya supaya ga bisa lepas, dan disebelah kiri si korban dipajang foto-foto orang yang telah dibunuh oleh si korban ini, supaya si korban tau kesalahan dia, kenapa dia bisa ada di ruangan tersebut. Setelah korban sadar dari pengaruh suntikan bius tadi baru Dexter melakukan aksinya, sambil diajak ngobrol mengenai kejahatan dan pengaruh buruk orang tersebut buat masyarakat. Kemudian pipi kanan korban diambil setetes darahnya dan ditetesin di kaca kecil yang biasa dipake untuk melihat sampel melalui mikroskop, untuk dijadiin reminder buat Dexter mengenai si korban (kumpulan sampel darah para korbannya ditaro dalem kotak kayu dan selalu disimpen di dalem AC apartemen Dexter supaya tetap dingin) baru setelah itu ritual dimulai.
Setelah selesai, "potongan-potongan" si korban dibawa pake kantong plastik dan dibawa pake kapal boat pribadi Dexter ke tengah laut untuk di buang di spot/titik koordinat yang selalu sama, jadi kalo diliat pake radar bawah laut yang ada di kapal, keliatan jelas tuh banyak titik-titik hitam hasil "karya" Dexter.

Ga ada orang yang tau mengenai perilaku si Dexter, ga satupun. Tapi.. sebenernya ada sih yang tau, tapi udah abis semua ama Dexter, karena yang tau rahasianya adalah "orang dekat " Dexter, tapi.. yaa orang-orang jahat juga, jadi diembat sekalian. Tetapi khusus untuk orang dekat, ga pernah ada yang dimutilasi.
Setiap season film ini pasti ada satu orang yang dekat dengan Dexter yang akhirnya jadi korban Dexter (tentunya selain korban-korban "reguler" dia yang lainnya, secara banyak banget penjahat di Miami).
Season I : Orang dekat yang jadi korban adalah seorang pembunuh/pemutilasi yang mendapat julukan "Ice Truck Killer" yang belakangan baru ketahuan klo ternyata abang kandungnya Dexter, tapi Dexter udah lama ga ketemu sejak kecil, jadi dia lupa kalo dia punya abang. Tapi abangnya tau tentang "penyakit" Dexter dan terus mengamati Dexter klo ternyata Dexter punya sifat yang sama ama dia (ternyata sifat ini datang dari trauma masa kecil mereka berdua yang melihat ibuya dibantai dengan sadis oleh penjahat yang dendam ama Harry- police officer (bapaknya mereka berdua)
Season II : Orang dekat yang jadi korban adalah selingkuhannya, cewek cantik dan seksi asal Inggris yang ternyata punya sifat psycho juga, yaitu suka ngebakar rumah. Hampir aja pacar aslinya Dexter (Rita) jadi korban si cewek psycho ini, makanya si Dexter kesel, saking keselnya begitu dia tau si cewek psycho ini kabur ke Perancis, "dikejar" ama Dexter sampe ke sana.
Season III : Orang dekat yang jadi korban adalah sahabat Dexter satu-satunya, Miguel, seorang pejabat kejaksaan di Miami yang ternyata punya sifat psycho juga.
Season IV : ??? (Gw juga belom tau, secara belum tayang, masih penasaran siapa "orang dekat" berikutnya yang kena ama Dexter)

Gw sendiri sebenernya kurang suka nonton film yang terlalu banyak darah dan sadis kayak film Saw 1-5, kagak kuat, tapi di film ini bukan unsur sadis dan darahnya yang mau ditampilin sih ternyata, tapi sosok Dexternya sendiri. Well, selama nonton film ini, kok kayaknya sang sutradara film dan pengarang novel, berusaha untuk membuat kita supaya khawatir, jangan-jangan nanti si Dexter ketangkep, jangan sampe deh Dexter dalam bahaya waktu dia menjalankan aksinya.. hehehe.. padahal kan seharusnya si Dexter ini justru orang yang harus di tangkep ama polisi karena main hakim sendiri.. Yaaahh tapi apa mau dikata, kita kan cuma sebagai penonton, terserah bos sutradara aja deh, gw mah nonton doang, nanti klo ada orang lain yang ketularan pyscho setelah nonton film ini gw ga ikut-ikutan aahh.. hehehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar